Fastra Buana
NEWS

Sejarah dan Perbedaan Kalender Masehi dan Hijriah

Sejarah dan Perbedaan Kalender Masehi dan Hijriah

Pengetahuan tentang hari dan tanggal menjadi penting bagi manusia. Waktu ini mungkin menunjukkan atau mengingatkan pada hal-hal yang penting, sakral, dan istimewa. Perayaan hari besar agama adalah contohnya. Manusia biasanya menggunakan penanggalan untuk mengetahui hari, tanggal, dan waktu lainnya.

Aturan penanggalan kalender Masehi berlaku untuk hari libur dan hari kantor dan sekolah. Kemudian, hari-hari besar suatu agama dengan penanggalan yang berbeda akan dimasukkan dalam kalender masehi sebagai cuti bersama atau hari libur.

Dalam agama Islam, kalender hijriah digunakan untuk menandai hari-hari penting dan pergantian bulan. Lalu, bagaimana sistem penanggalan kalender masehi dan kalender hijriah? Melansir dari berbagai laman di internet. Berikut penjelasan mengenai kalender masehi dan hijriah.

Konsep Kalender Masehi

Kalender Masehi juga disebut sebagai tahun syamsiah atau tahun matahari karena kalender Masehi dihitung berdasarkan revolusi bumi mengelilingi matahari. Satu hari dihitung berdasarkan waktu yang diperlukan bumi untuk berputar, yang sama dengan waktu yang diperlukan bumi untuk mengelilingi matahari.

Satu tahun revolusi sama dengan 365,25 hari. Namun, pada masa pemerintahan Julius Caesar, satu tahun ditetapkan berjumlah 365 hari, jadi 0,25 hari yang tersisa selama empat tahun ditambahkan ke bulan Februari, yang hanya terdiri dari 28 hari. Akibatnya, bulan Februari memiliki 29 hari pada kalender Masehi setiap empat tahun sekali, atau disebut tahun kabisat.

Tahun kabisat terjadi ketika tahun dibagi empat, seperti tahun 2012, 2016, dan 2020. Berikut adalah rincian dari jumlah hari yang termasuk dalam dua belas bulan tahun Masehi.

Januari: 31 hari

Februari: 28 atau 29 hari

Maret: 31 hari

April: 30 hari

Mei: 31 hari

Juni: 30 hari

Juli: 31 hari

Agustus: 31 hari

September: 30 hari

Oktober: 31 hari

November: 30 hari

Desember: 31 hari

Sejarah Kalender Masehi

Kalender Masehi dikenal juha sebagai Kalender Gregorian pertama kali digunakan pada tahun 1582. Kalender Masehi pertama kali digunakan di benua Eropa, dan sistem penanggalan ini didasarkan pada perhitungan waktu yang diperlukan untuk membuat bumi bergerak terhadap matahari.

Seorang astronom Romawi menemukan kalender Masehi, yang didasarkan pada perputaran bumi mengelilingi matahari. Perhitungan ini menghasilkan 365,25 hari, yang berarti musim berikutnya akan dimulai lebih lambat.

Kaisar Julius Caesar kemudian menambah satu hari di bulan Februari setiap empat tahun sekali. Sistem penanggalan ini kemudian dikenal sebagai kalender Julian. Namun, pada tahun 1570-an, kalender Julian menyimpang 10 hari dari tanggal matahari karena sistem tersebut tidak sesuai dengan musim setahun. Karena itu, ada kekhawatiran bahwa hari Paskah akan ditunda dari tanggal yang seharusnya. Akibatnya, Paus Gregorius XIII mengembangkan sistem penanggalan yang baru. Kalender ini dibuat selama lima tahun oleh Paus Gregorius XIII, ahli fisika Aloysius Lilius, dan ahli astronomi Christopher Clavius.

Dalam kalender Gregorian, penambahan hari akan dihapus setiap empat tahun sekali. Paus Gregorius XIII juga memindahkan tahun baru yang semula 25 Maret menjadi 1 Januari. Sistem kabisat berlaku empat tahun sekali kecuali tahun yang tidak habis dibagi 400. Jadi tahun kabisat jatuh pada tahun 2000, bukan 1900, 1800, atau 1700. Sangat disukai di negara-negara Kristen Katolik, seperti Italia, Spanyol, dan Portugal. Namun, kalender Masehi baru digunakan di Inggris dan Amerika pada tahun 1752. Hal ini disebabkan oleh kecurigaan Katolik tentang niat tersembunyi.

Konsep kalender Hijriah

Kalender Hijriah juga disebut sebagai kalender komariah atau kalender Islam karena dihitung berdasarkan waktu bulan mengitari Bumi (revolusi).

Bulan membutuhkan waktu sekitar 29,5 hari untuk melakukan orbitnya mengelilingi Bumi. Oleh karena itu, tahun Hijriah terdiri dari 354 hari, dan pembulatan digunakan dalam perhitungan penanggalannya. Oleh karena itu, junlah setiap bulan dalam kalender Hijriah jatuh pada tanggal 29 dan 30, yang merupakan tanggal bulan Zulhijah.

Tahun kabisat juga termasuk dalam kalender hijriah. yang mencakup 355 hari dalam tahun kabisat. Oleh karena itu, hari-hari besar di Idlam selalu berubah lebih awal pada tahun hijirah biasa dan 12 hari pada tahun kabisat Hijriah.

Terdapat sebelas tahun kabisat selama total 30 tahun: tahun ke-2, ke-5, ke-6, ke-10, ke-13, ke-16, ke-18, ke-21, ke-24, ke-26, dan ke-29. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang tahun Hijriah, perhatikan detail tentang berapa banyak hari yang ada dalam satu bulan dalam kalender Islam.

Muharram: 29 hari

Safar: 30 hari

Rabiul Awal: 29 hari

Rabiul Akhir: 30 hari

Jumadil Awal: 29 hari

Jumadil Akhir: 30 hari

Rajab: 29 hari

Syaban: 30 hari Ramadhan: 30 hari

Syawal: 30 hari Zulkaidah: 29 hari

Zulhijah: 29 atau 30 hari

Sejarah Kalender Hijriah

Menurut Alkhairat.ac.id, penanggalan hijriah dibuat karena surat yang hanya menunjukkan bulan tidak jelas tentang tahun.

Kami menerima surat-surat dari Amirul Mu'minin, tetapi kami tidak tahu bagaimana menjalankannya. Dalam Biografi Kholifah Rasulullah, Abu Musa Al-Asy’ari berkata kepada Amirul Mu’minin Umar bin Khattab, "Kami membaca sebuah dokumen tertanggal Sya'ban, namun kami tidak tahu ini untuk tahun yang lalu atau tahun ini."

Masalah penanggalan muncul selama pemerintahan Umar bin Khattab. Kemudian, orang-orang di pusat pemerintahan berkumpul untuk membahas sistem penanggalan untuk mencari solusi.

Tidak ada tahun yang ditetapkan untuk peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah. termasuk masa khalifah Abu Bakar As-Sidiq hingga empat tahun pertama Amirul Mu'minin Umar bin Khattab.

Umar bin Khattab berbicara dalam pertemuan tersebut tentang sejumlah dokumen dan surat penting lainnya yang sulit untuk dicatat. Pada masa itu, surat-surat gubernur kurang tersistem karena kalender lokal setiap wilayah berbeda. Oleh karena itu, penanggalan yang sama harus digunakan di setiap wilayah.

Perhitungan penanggalan kalender Islam bingung apakah menggunakan tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW, tahun pengangkatan sebagai Rasul, tahun turunnya Al-Quran, atau bahkan tahun kemenangan kaum muslimin dalam peperangan. Berdasarkan berbagai proposal, diputuskan bahwa peristiwa hijrah adalah titik awal di mana kalender Islam dimulai, dan karena itu disebut sebagai kalender Hijriah. Peristiwa Hijrah dipilih sebagai dasar penanggalan Hijriah karena memiliki makna filosofis yang signifikan. Dengan demikian, hijrah menjadi momen penting bagi umat Islam untuk meletakkan dasar untuk langkah berikutnya. sekaligus menjadi bagian penting dari kemenangan Islam dan perkembangan pesat.

Perbedaan antara kalender Masehi dan Hijriah

 Meskipun keduanya digunakan dalam kehidupan sehari-hari, keduanya memiliki perbedaan yang sangat mencolok. Menurut Tekno.tempo.co, ada banyak hal yang membedakan kalender Hijirah dan Masehi.

1. Perhitungan Tanggal

Kalender Hijriah berpatokan pada perhitungan tanggal yang didasarkan pada peredaran bulan terhadap bumi. Sedangkan, kalender Masehi, perhitungan tanggalnya berpedoman pada pergerakan matahi terhadap bumi.

2. Jumlah Hari

Jumlah hari dalam kalender Masehi dapat mencapai 31 hari dalam satu bulan. Sedangkan, kalender Hijriah hanya mencapai 29 sampai 30 hari dalam satu bulan. Jumlah hari dalam satu tahun pada kalender Hijriah kurang lebih 354-355 hari. Sedangkan, kalender Masehi mencapai 365-366 hari.

3. Sejarah Penanggalan

Penanggalan 1 pada kalender Masehi berdasakan kelahiran Nabi Isa AS. Sedangkan, penanggalan kalender Hijriah didasarkan pada hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah.

4. Bentuk Angka Tunggal

Dalam kalender Hijriah sangat berkaitan erat dengan umat Muslim sehingga angka penanggalannya menggunakan angka atau ejaan arab. Sedangkan, angka di kalender Masehi menerapkan sistem angka alfabet.

5. Penentuan Awal Hari

Dalam menentukan awal hari, kalender Masehi dimulai pada pukul 00.00 dini hari waktu setempat. Sedangkan, pada kalender Hijriah, perhitungan awal hari didasarkan pada terbitnya matahari sampai terbenamnya matahari.


Sumber : https://www.gramedia.com/literasi/perbedaan-kalender-masehi-dan-hijriah/

Fastana Store